top of page

AI dan Analisis Manusia: Kombinasi Terbaik di CrowdStrike Threat Intelligence

Di era big data dan ancaman siber yang terus berevolusi, mengandalkan satu metode saja untuk threat intelligence tidaklah cukup. Baik mengandalkan kecerdasan buatan (AI) murni maupun analisis manusia murni, keduanya memiliki keterbatasan. AI unggul dalam kecepatan dan pemrosesan data masif, tetapi sering kali tidak memiliki konteks yang mendalam. Sebaliknya, analis manusia memiliki wawasan dan pemahaman yang mendalam, tetapi tidak mampu memproses data dalam skala besar secara real-time. Pertanyaannya, bagaimana kita menggabungkan kecepatan AI dengan kedalaman wawasan manusia untuk mengalahkan para penyerang?


Jawabannya terletak pada sinergi unik yang ditawarkan oleh CrowdStrike melalui modul Falcon Intelligence. Dengan menggabungkan kekuatan AI dan tim analis manusia yang ahli, CrowdStrike menciptakan threat intelligence yang tidak hanya cepat dan akurat, tetapi juga kaya akan konteks. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana kombinasi ini menjadi fondasi bagi strategi keamanan siber yang superior.


Peran AI dalam Mengolah Data Intelijen: Kecepatan dan Skala

AI adalah mesin utama di balik CrowdStrike Threat Intelligence, yang bertanggung jawab atas pengumpulan dan pengolahan data dalam skala yang tidak mungkin dijangkau oleh manusia.

  • Analisis Data Masif: AI CrowdStrike, melalui mesin Threat Graph®, menganalisis triliunan peristiwa dari jutaan endpoint di seluruh dunia. AI inilah yang memungkinkan pemrosesan data mentah dari berbagai sumber menjadi informasi terstruktur.

  • Identifikasi Pola dan Anomali: AI unggul dalam menemukan pola-pola atau anomali yang samar di tengah data yang sangat besar. Ini memungkinkan deteksi dini dari kampanye serangan baru atau taktik canggih yang belum pernah terlihat sebelumnya oleh sistem keamanan.

  • Otomatisasi Tugas Dasar: AI mengotomatisasi tugas-tugas yang berulang dan memakan waktu, seperti mengumpulkan Indicator of Compromise (IoC) dan memetakan TTPs yang sudah dikenal. Otomatisasi ini membebaskan waktu tim analis manusia untuk fokus pada tugas-tugas yang membutuhkan pemikiran kritis.

  • Pembaruan Cepat: Dengan bantuan AI, Falcon Intelligence dapat menyebarkan informasi ancaman terbaru ke seluruh platform Falcon dalam waktu singkat, memastikan semua endpoint mendapatkan pembaruan perlindungan secara instan.


Peran Analisis Manusia dalam Memberikan Konteks: Kedalaman dan Wawasan

Meski AI sangat cepat, ia tidak bisa sepenuhnya menggantikan kemampuan kognitif dan pengalaman analis manusia dalam memberikan konteks dan wawasan. Tim analis manusia CrowdStrike, yang terdiri dari para ahli keamanan siber terkemuka, melengkapi AI dengan keahlian mereka.

  • Memahami Motivasi Pelaku: AI dapat mendeteksi aktivitas mencurigakan, tetapi ia tidak dapat memahami motivasi di balik serangan tersebut. Tim analis manusia dapat menganalisis pelaku, tujuan mereka, dan faktor-faktor seperti geopolitik atau ekonomi yang memengaruhi sebuah serangan.

  • Analisis Tingkat Lanjut (Menghubungkan Titik-Titik): Analis manusia memiliki kemampuan untuk menghubungkan berbagai informasi dari berbagai sumber intelijen untuk membangun gambaran lengkap tentang sebuah ancaman. Mereka dapat melihat hubungan antara serangan teknis dengan informasi dari forum dark web atau peristiwa dunia nyata.

  • Wawasan Kualitatif: Analis manusia mengubah data kuantitatif dari AI menjadi wawasan kualitatif yang relevan dan mudah dipahami. Mereka menyusun laporan intelijen yang komprehensif, memberikan pemahaman mendalam yang membantu tim keamanan membuat keputusan yang lebih baik.

  • Menghadapi Serangan Baru: Ketika AI mendeteksi anomali yang tidak bisa diidentifikasi, tim analis manusia CrowdStrike akan melakukan investigasi mendalam. Hasil dari investigasi ini kemudian digunakan untuk melatih AI agar lebih cerdas dalam mendeteksi ancaman di masa depan.


Kombinasi Terbaik: Sinergi AI dan Analis Manusia di CrowdStrike

Sinergi antara AI dan analis manusia adalah kunci keunggulan CrowdStrike. AI memproses data dengan cepat, dan analis manusia memberikan konteks dan wawasan yang mendalam. Kombinasi ini menghasilkan threat intelligence yang lebih superior dan efektif.

  • Model Kolaborasi (Manusia dalam Lingkaran): CrowdStrike memposisikan analis manusia sebagai "manusia di dalam lingkaran" (human in the loop). AI menyediakan data yang sudah diproses, dan analis manusia memberikan validasi, konteks, dan wawasan tingkat tinggi.

  • Kasus Penggunaan: Mendeteksi Kampanye Serangan Baru:

    1. Deteksi AI: AI CrowdStrike mendeteksi anomali perilaku yang serupa di berbagai endpoint secara global.

    2. Pengolahan Otomatis: AI secara otomatis mengumpulkan data awal dan memetakan TTPs yang mungkin terkait.

    3. Analisis Manusia: Analis manusia mengambil alih, menganalisis data, menghubungkannya dengan konteks pelaku, dan mengidentifikasi kelompok penyerang baru.

    4. Diseminasi Intelijen: Analis merilis laporan intelijen lengkap yang dapat ditindaklanjuti, digunakan untuk memperkuat pertahanan dan membantu tim keamanan proaktif.

  • Keunggulan Kompetitif: Kombinasi ini menghasilkan threat intelligence yang jauh lebih cepat, lebih akurat, dan memiliki konteks yang lebih kaya dibandingkan produk yang hanya mengandalkan AI atau manusia.


Kesimpulan

Di era di mana serangan siber semakin canggih, pendekatan threat intelligence yang mengandalkan AI atau analisis manusia secara terpisah sudah tidak lagi memadai. CrowdStrike telah membuktikan bahwa kombinasi keduanya adalah formula yang paling efektif.


📩 Hubungi tim GIS untuk konsultasi CrowdStrike disini atau melalui email marketing@global-infotech.co.id untuk mendapatkan konsultasi gratis.

bottom of page